Total Tayangan Halaman

Selasa, 27 Maret 2018

Resensi Dimuat di Radar Surabaya


Memurnikan Hati Melalui Terapi Sufistik
oleh: Mahmudi*

Judul : Purification of The Heart: Tanda, Gejala, dan Obat Penyakit Hati
Penulis : Hamza Yusuf
Penerbit : Mizan, Bandung
Terbitan : Februari 2017
Tebal : 320 halaman
ISBN : 978-979-433-975-6
Peresensi : Mahmudi*

Memurnikan hati merupakan hal yang sangat penting. Dengan hati, manusia bisa menjadi baik. Dengan hati pula perilakunya dapat dikontrol sendiri oleh si empunya. Hamza Yusuf, penulis buku ini, asalnya seorang non muslim yang akhirnya masuk Islam. Ia menemukan kebaikan-kebaikan dalam ajaran Islam. Kebaikan itu ia temukan dalam unsur yang paling penting: Hati. Sejatinya, ketika hati itu bersih, ia akan condong untuk berperilaku baik. Manusia yang bersih hatinya, maka hidupnya disinari oleh cahaya Tuhan.
Dalam buku ini, Hamza Yusuf menjelaskan kembali apa yang disampaikan oleh Imam al-Ghazali pada abad 11 M. Selain itu, Hamza Yusuf sebenarnya memberikan penjelasan (syarh) terhadap kitab Mathharatul Qulub karya Imam al-Mawlud dimana isinya merupakan kumpulan sya’ir-syair indah yang berisi ajakan terhadap perbuatan baik yang didominasi oleh hati.

Hamza Yusuf menjelaskan ada 25 macam penyakit hati yang harus disembuhkan. Diantaranya ada kikir, serakah, cinta dunia, dan riya’. Bila ditelusuri, ternyata penyakit-penyakit itu memang telah dijelaskan oleh al Ghazali dalam Ihya’ ulumuddin juz 3 (rub’ul muhlikat) serta bagaimana menyembuhkannya.

Bila disimpulkan, ternyata penyakit hati ada 2 kategori. Pertama dikenal dengan Syubuhat atau kebingungan. Ini adalah penyakit yang didasari oleh kebingungan atau ketidaktahuan. Kategori kedua yaitu menyangkut hasrat dasar diri dan disebut syahwat.(hal 20). Akar dari segala akar penyakit-penyakit hati adalah cinta dunia yang sementara ini. Hal ini dapat ditemukan dari pendapat Imam al-Hilali dan Imam Ibn ‘Asyir. (hal 239)

Menurut Hamza Yusuf, Imam Mawlud menyadari bahwa kelemahan masyarakat adalah masalah lemahnya karakter di dalam hati. Ia mendasarkan tulisannya pada banyak karya termasyhur masa lampau, terutama kitab agung Ihya’ ulumuddin. (hal 21)

Selain itu, buku ini juga menjelaskan bagaimana merawat hati. Dijelaskan bahwa untuk merawat hati ada dua macam: pertama dengan cara teoritis, yakni memahami penyakit itu sendiri. Kedua dengan cara praktis, yaitu fokus pada resep yang harus kita ambil untuk mengembalikan kemurnian alamiah hati.(hal 23-24)

Memurnikan hati sebenarnya adalah proses. Pertama manusia diharuskan mengetahui tatakrama seorang hamba pada Tuhan. Kedua manusia harus mengenal penyakit hati itu sendiri.

Saat ini, dikala fenomena banyak yang semrawut. Banyak korupsi terjadi disana sini. Ini mengindikasikan suasana bangsa yang carut marut. Banyaknya korupsi merupakan indikasi banyaknya masyarakat yang terkena penyakit hati. Penyakit ini diistilahkan dengan terlalu cinta pada dunia sehingga rasa malu dalam mencuri telah hilang. Padahal, hati itu merupakan harta karun yang paling berharga yang seharusnya dijaga betul oleh si empunya. Imam Al-Ghazali mendorong dalam buku Ihya’ Ulumuddin, bahwa manusia harus meninggalkan perkara yang membuat ia celaka. Caranya adalah dengan terapi sufistik.

Dalam term sufistik, dikenal dengan proses takhalli, tahalli, dan tajalli. Dalam takhalli, manusia dituntut untuk memerangi dirinya sendiri agar tidak terjerobos ke dalam sifat yang mencelakakan. Ketika manusia sudah mampu dalam proses takhalli, maka ia selanjutnya menghiasi dirinya untuk berbuat baik yang disebut dengan tahalli, yaitu menghiasi dirinya dengan perbuatan baik. Perbuatan itu pada essensinya merupakan manifestasi dari sifat-sifat Tuhan. Jadi, setelah manusia melakukan proses takhalli dan tahalli, maka selanjutnya langkah terakhir adalah tajalli. Artinya manusia sampai pada level insan kamil, manusia paripurna. Dalam insan kamil tersebut, terjadilah ittihat dan fana’ serta baqa’. Manusia menyatu dengan Tuhan.

Di tengah merebaknya kasus korupsi, buku ini layak mendapatkan perhatian untuk dibaca. Penjelasan-penjelasan di dalamnya dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini juga menjelaskan bagaimana menyembuhkan penyakit seperti korupsi itu. Kehadiran buku ini dirasa tepat dalam zaman yang serba tidak menentu ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar