Total Tayangan Halaman

Minggu, 27 Mei 2018

Koran Tempo, 19 Mei 2018



ABSURDITAS SEJARAH ISLAM INDONESIA
Judul buku      : Mengislamkan Indonesia: Sejarah Peradaban Islam di Nusantara
Penulis            : Carool Kersten
Penerjemah    : Zia Anshor
Penerbit           : Baca
Cetakan          : Pertama, Januari 2018
Tebal               : 320 halaman
ISBN               : 978-602-6486-10-3
Peresensi        : Mahmudi*

Perdebatan seputar kapan datangnya Islam ke Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Para pakar sejarah Islam telah melakukan kajian dan penelitian tentang kapan awal Islam masuk ke Indonesia.  Diantara pakar yang melakukan penelitian tersebut adalah sosok cendikiawan muslim,  Azyumardi Azra. Dalam bukunya , Jaringan Ulama Timur Tengah, ia mengemukakan bahwa sebetulnya Islam masuk ke Indonesia (waktu itu Nusantara) sejak abad ke 7 Masehi. Namun, Azra menegaskan bahwa proses Islamisasi besar-besaran terjadi di penghujung abad ke 13 M. (Azyumardi Azra, 2013, 14).

Kesimpulan Azra diperkuat oleh buku yang ditulis oleh Alwi Shihab, Akar Tasawuf di Indonesia. Menurut Alwi, ada dua perspektif dalam perdebatan tentang kapan awal datangnya Islam. Pertama, pandangan yang mengasumsikan awal datangnya Islam pada abad ke 13 M. Kedua, pandangan yang menganut abad pertama Hijriah atau abad ke 7 M. Argumen perspektif pertama diperkuat oleh laporan Marcopolo yang berkunjung ke Nusantara di abad ke 13 M. Sedangkan argumen perspektif kedua didasarkan pada catatan resmi jurnal Cina pada masa Dinasti Tang tahun 618 M. yang secara eksplisit menegaskan bahwa Islam sudah masuk ke wilayah Timur Jauh, yakni Cina dan sekitarnya pada abad pertama Hijriah melaui lintas laut dari bagian Barat Islam (Alwi Shihab, 2009, 18-19).
Buku yang ditulis oleh Carool Kersten ini hendak menjawab pertanyaan, sejak kapan Islam masuk ke Indonesia. Dengan mendasari bukti-bukti tertulis, Carool berusaha menjawab dengan jawaban yang absurd. Menurut Carool, Islam tidak dapat dipastikan, kapan mulai datang ke Indonesia.
Carool menegaskan bahwa sejarah Islam Indonesia paling baik dimengerti sebagai cerita yang masih berlangsung. Awal dan asal-usulnya tetap tak jelas, terjadinya relatif belakangan dalam masa ekspansi Islam, dan tidak menjadikan Indonesia sebagai bagian penaklukan Arab yang pertama (hal. 291).
Bila pembaca menginginkan kepastian tentang awal masuknya Islam di Indonesia, maka dalam buku ini tidak dapat ditemukan, disebabkan sampai sekarang belum ada jawaban yang pasti. Namun, di bagian awal buku ini, Carool menjelaskan tentang teori-teori kemunculan Islam pertama di Indonesia. Carool banyak mendapatkan inspirasi dari karya-karya sebelumnya, seperti yang ditulis oleh Michael Laffan, Drewes, A.H. Johns, Marshall G. Hudgson, dan Azyumardi Azra. Bahkan dalam bab ke 2, Carool menguatkan data-data yang ditulis oleh Azra tentang Islam Jejaring.
Walaupun awal kedatangan Islam tidak dapat dipastikan dalam buku ini, tapi tampaknya Carool menyetujui bahwa bukti yang paling konkret adanya Islam di Nusantara adalah setelah abad ke 13 M. Artinya, sebelum itu masih remang-remang penjelasannya. Dengan demikian, Carool menguatkan apa yang telah ditulis oleh Azyumardi Azra dalam buku Jaringan Ulama Timur Tengah. Bila ditelusuri, baik Azra maupun Carool mendapatkan inspirasi dari tulisan A.H. Johns. Johns menyimpulkan bahwa para sufi lah yang menyebarkan Islam ke Indonesia dengan pendekatan atraktif sehingga terjadi akulturasi budaya antara Islam dan Nusantara. Dan, hal itu terjadi pada abad ke 13 M, setelah kejatuhan Dinasti Abbasiyah yang diserang bangsa Mongol.
Buku ini bisa dijadikan sebagai pertimbangan tentang teori awal Islam masuk ke Indonesia. Walaupun dalam kesimpulannya, Carool  tidak dapat memastikan kapan Islam masuk ke Indonesia. Dari sini, peneliti berikutnya diharapkan dapat melakukan kajian terus-menerus  dengan bukti-bukti yang kuat.
Buku ini terbilang tuntas dan komprehensif dalam pembahasan sejarah Islam Indonesia. Sebab, Carool Kersten tidak hanya berusaha menjawab pertanyaan kapan awal Islam masuk. Tapi, Carool juga memberikan eksplorasi mendalam dari pertanyaan, siapa yang membawa Islam ke Indonesia dan motifnya apa. Hal yang demikian dijelaskan Carool dalam bagian awal bukunya. Tidak cukup disitu, Carool menjelaskan kapan awal munculnya budaya tulis-menulis di Indonesia. Ia mengatakan Hamzah Fansuri lah yang pertama membudayakan tulis-menulis di Nusantara ini.
 Untuk pengayaan data seputar islamisasi di Nusantara, memang seharusnya buku ini dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Kita dituntut untuk membaca buku Mengislamkan Jawa yang ditulis oleh Ricklefs. Bahkan, buku tulisan Ricklefs menjadi buku rujukan Carool. Ini menarik, sebab, pembaca semakin menemukan benang merah terkait Islam Indonesia. Bahkan, perlu juga dibandingkan dengan buku Religion of Java (Agama Jawa) yang ditulis oleh Clifford Geertz.
Selain itu, kekuatan buku ini terletak pada penjelasannya yang komprehensif serta data-data yang akurat, runtut, dan sistematis. Carool Kersten adalah sejarawan, sekaligus akademisi yang berusaha objektif dalam mengeksplorasi awal masuknya Islam hingga keberadaan Islam kontemporer saat ini di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar